Skip to main content
  • Administrator

Penelitian: BPA Berisiko Turunkan IQ pada Anak

Kehamilan trimester awal yang terpapar campuran bahan kimia pengganggu hormon (endocrine-disrupting chemicals) – yang lazim ditemukan pada produk konsumen sehari-hari – ternyata bisa berhubungan dengan penurunan IQ (kecerdasan) pada anak pada usia tujuh tahun. Hal ini disimpulkan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, New York City, dan Karlstad University, Swedia.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Environment International pada 24 Oktober 2019. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian pertama yang meneliti dampak prenatal dari kombinasi bahan kimia yang berpotensi mengganggu hormon pada perkembangan otak.

Para peneliti menganalisis keberadaan 26 bahan kimia dalam darah dan urin dari 718 ibu hamil selama trimester pertama mereka dalam sebuah penelitian di Swedia. Bahan kimia yang dianalisis termasuk Bisfenol A (BPA), sebuah komponen kimia dari wadah plastik keras (polikarbonat) yang biasa dipakai untuk menyimpan minuman dan makanan. Ada juga pestisida, ftalat, dan zat-zat lain yang ditemukan dalam produk sehari-hari.

Beberapa zat dari 26 bahan kimia tersebut diketahui dapat mengganggu fungsi hormon (endokrin) pada manusia, dan yang lainnya pada hewan. Sementara, beberapa lainnya dicurigai karena karakteristiknya yang mirip dengan zat pengganggu hormon yang telah diketahui.

Para peneliti menemukan bahwa ibu yang memiliki konsentrasi bahan kimia yang lebih tinggi dalam tubuh mereka selama kehamilan menunjukkan skor IQ yang lebih rendah pada anak-anak mereka ketika anak-anak itu berusia tujuh tahun. Efek ini lebih terlihat pada anak laki-laki, yang nilainya menurun dua poin. Di antara campuran bahan kimiat tersebut, Bisfenol F (BPF), pengganti BPA, juga memiliki dampak yang signifikan terhadap penurunan IQ anak, sehingga menunjukkan bahwa BPF tidak lebih aman untuk anak-anak daripada BPA.

Studi ini juga mengidentifikasi bahan kimia lain yang mengkhawatirkan dalam campuran tersebut, seperti pestisida klorpirifos; zat polifluoroalkil, yang ditemukan dalam produk pembersih; triklosan, yang terdapat dalam sabun antibakteri; dan ftalat, yang ditemukan dalam plastik PVC fleksibel dan kosmetik. Banyak dari bahan kimia ini memiliki masa hidup yang pendek di dalam tubuh, sehingga menunjukkan bahwa periode paparan yang singkat pun bisa tetap berbahaya. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menghindari paparan bahan kimia ini pada wanita hamil atau mereka yang sedang mencoba untuk hamil untuk mencegah kerusakan neurologis pada anak-anak.

Eva Tanner, Ph.D., MPH, seorang peneliti pascadoktoral di Departemen Kedokteran Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, menyoroti pentingnya penelitian ini. “Penelitian ini sangat penting karena memperhitungkan beberapa paparan bahan kimia secara bersamaan, bukan hanya berfokus pada bahan kimia tertentu. Meskipun setiap bahan kimia hadir pada tingkat yang rendah, paparan gabungan masih bisa berbahaya,” jelasnya.

Profesor Carl-Gustaf Bornehag, Ph.D., dari Karlstad University, menekankan bahwa paparan campuran bahan kimia pada produk konsumen umum dapat berdampak negatif pada perkembangan otak anak-anak. Dia juga menunjukkan bahwa bahan kimia tertentu, yang sebelumnya dianggap aman seperti BPF, mungkin tidak lebih aman untuk anak-anak.

Bahan kimia ini dapat mengganggu aktivitas hormon, bahkan pada tingkat yang minimal. Penelitian sebelumnya telah mengaitkan beberapa pengganggu hormon yang dicurigai, termasuk ftalat dan BPA, dengan masalah perkembangan saraf pada anak-anak.

Beberapa bahan kimia dapat melintasi plasenta selama kehamilan, mengekspos bayi yang belum lahir dan berpotensi menyebabkan kerusakan perkembangan yang tidak dapat dipulihkan. Dr. Tanner menunjukkan bahwa meskipun menghentikan paparan polutan dapat menghilangkan efek buruk pada orang dewasa, paparan selama periode kritis perkembangan janin dapat memiliki efek jangka panjang.

Dr. Tanner menambahkan bahwa penelitian ini hanya menilai paparan pada satu titik selama awal kehamilan, sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana paparan selama kehamilan dan masa kanak-kanak dapat mempengaruhi hasilnya. Para peneliti juga mencatat bahwa beberapa bahan kimia yang diteliti hanya bertahan di dalam tubuh dalam waktu yang singkat, yang berarti bahwa para ibu dalam penelitian ini mungkin memiliki paparan tambahan sebelum atau setelah sampel mereka dikumpulkan.

Para peneliti menekankan bahwa penelitian mereka bersifat observasional, dan penelitian tambahan diperlukan untuk memperkuat temuan ini.[]


Sumber:

Tanner, Eva M., Maria Unenge Hallerbäck, Sverre Wikströmb, Christian Lindh, Hannu Kiviranta, Chris Gennings, dan Carl-Gustaf Bornehag. “Early Prenatal Exposure to Suspected Endocrine Disruptor Mixtures Is Associated with Lower IQ at Age Seven”. Environment International, 24 Oktober 2019.

BPA, polikarbonat, bahaya BPA, Plastik Keras, paparan BPA, galon isi ulang, galon pakai ulang