Skip to main content
  • Administrator

Artikel Ilmiah Positif tentang Mikroplastik

Dalam artikel sebelumnya, kita bisa mengetahui bahwa tak sedikit artikel ilmiah yang mencoba menunjukkan efek negatif dari mikroplastik. Sebagian besar artikel itu, sebagaimana telah ditinjau ulang oleh para peneliti, tidak didasarkan atas kaidah-kaidah ilmiah. Bahkan, salah satunya terbukti memanipulasi hasil penelitian dan akhirnya ditarik dari penerbitannya.

Lantas, adakah artikel-artikel ilmiah yang bernada positif tentang mikroplastik? Jawabannya, ada dan banyak, serta tentu saja ditulis berdasarkan kaidah-kaidah saintifik.

Beckingham dan Gosh, dalam artikel mereka “Differential bioavailability of polychlorinated biphenyls associated with environmental particles: Microplastic in comparison to wood, coal and biochar” (2017) menulis sebagai berikut:

Biouptake (perpindahan zat dari lingkungan kepada manusia, hewan, dan tanaman) pada cacing lebih rendah sebesar 76 persen saat PCB (senyawa kimia yang sangat karsinogenik) diasosiasikan dengan polipropilena (jenis mikroplastik) jika dibandingkan dengan sedimen. Kehadiran mikroplastik dalam sedimen memiliki keseluruhan dampak pengurangan bioavailabilitas dan transfer HOC (Hydrophobic Organic Chemical) ke organisme yang menelan sedimen. Karena sebagian besar sedimen dan partikel tersuspensi di lingkungan adalah bahan organik dan anorganik alami, transfer polutan melalui penyerapan partikel akan didominasi oleh partikel-partikel ini, dan bukan mikroplastik. Oleh karena itu, hasil ini mendukung kesimpulan bahwa dalam banyak kasus transfer polutan organik ke organisme perairan dari mikroplastik dalam makanan berkontribusi kecil jika dibanding dengan jalur paparan alami lainnya.”

Beckingham dan Gosh mencatat bahwa jumlah mikroplastik yang diserap cacing tidak sebesar jumlah polutan lainnya. Mereka bahkan mengungkap bahwa mikroplastik bisa berfungsi menyerap racun dan melindungi cacing.

Dalam laporan bertajuk “Microplastics in drinking-water” (2019), Badan Kesehatan Dunia (WHO) menulis sebagai berikut:

“Manusia telah menelan mikroplastik dan partikel lain di dalam lingkungan selama beberapa dekade tanpa indikasi terkait efek kesehatan yang merugikan. Selain itu, pengolahan air minum sudah efektif untuk menghilangkan partikel.”

“Margin substansial antara paparan konservatif teoretis ke berbagai kontaminan kimia yang terdeteksi dalam mikroplastik melalui air minum dengan tingkat di mana tidak ada atau terbatasnya efek samping yang terlihat, menunjukkan adanya masalah kesehatan yang rendah untuk bahan kimia yang terkait dengan mikroplastik.”

Kemudian, dalam artikel ilmiah mereka berjudul “Microplastics Reduce Short-Term Effects of Environmental Contaminants. Part II: Polyethylene Particles Decrease the Effect of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons on Microorganisms” (2018), J. Kleinteich dan kawan-kawan mengungkap bahwa mikroplastik justru menyerap polutan dan melindungi kehidupan perairan. Studi mereka menemukan bahwa mikroplastik menjebak racun yang ada di lautan, sehingga melindungi ikan. Bahkan ketika ikan memakan partikel mikroplastik, racun tetap berada di dalamnya dan melalui ikan tanpa membahayakannya.

Sering dikatakan bahwa PCB dan logam berat dapat terkonsentrasi dan diangkut oleh mikroplastik. Jika itu benar, kita perlu bertanya dari manakah PCB dan logam berat itu berasal?

Racun di lautan berasal dari pembuangan sengaja limbah industri yang tidak diolah ke saluran air kita (yaitu, “sampah” kimiawi yang disebabkan oleh manusia). Jadi, masalahnya bukan pada plastik atau mikroplastik itu sendiri, melainkan disebabkan oleh manusia. Ini bisa diselesaikan dengan peraturan yang tepat dan penegakan hukum yang ketat.

Jadi, kita sekarang mengetahui bahwa mikroplastik ada di lautan meskipun seharusnya tidak ada. Namun, setelah menelusuri dengan lebih terperinci berbagai literatur tentang mikroplastik, kita juga tahu bahwa jenis plastik yang ada di lautan untungnya sebagian besarnya adalah PE dan PP. Kita pun tahu dua jenis plastik ini aman karena kita sering memakan makanan dari wadah yang dibuat dari PE dan PP.

Sejumlah artikel ilmiah dan pemberitaan menyatakan keprihatinan terkait mikroplastik dan mengklaim bahwa mikroplastik berbahaya, baik dalam dirinya sendiri atau karena melepaskan zat beracun. Namun, ternyata tidak ada bukti ilmiah yang kredibel untuk kedua klaim ini. Ternyata sebagian besar penelitian tentang bahaya mikroplastik tidak didasarkan pada kaidah saintifik, dan bahkan manipulatif.

Studi lain yang lebih ilmiah justru menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menyerap racun dari lautan karena mereka menjebak racun tersebut. Mikroplastik karenanya malah melindungi kehidupan di perairan.

Sebuah Perspektif

Mari mundur selangkah dan merenungkan isu keamanan plastik ini sejenak. Jika menggunakan plastik benar-benar menimbulkan bahaya yang signifikan, kita akan segera tahu karena kita semua akan sakit atau mati. Sama halnya dengan potensi bahaya yang banyak dibicarakan dari telepon seluler. Para ilmuwan telah melakukan penelitian besar selama beberapa dekade dan masih belum dapat menunjukkan efek yang signifikan.

Tidak ada alasan untuk panik tentang keamanan plastik. Selain itu, ada peraturan ketat yang semakin ketat terkait plastik, sehingga jika bukti baru datang, tindakan regulasi segera diambil.

Hanya karena teknologi analisis baru saat ini dapat mendeteksi molekul hingga ke tingkat bagian per juta atau bahkan bagian per miliar, itu tidak berarti ada masalah.

Orang juga seringkali melihat hasil studi atau penelitian di luar konteks. Apa maksudnya? Misalnya, konsentrasi formaldehida dalam plastik jauh lebih kecil daripada formaldehida yang kita dapatkan dari makan sebuah apel.

Di sini, kita membutuhkan perspektif, bukan reaksi spontan. Makanan yang kita makan sehari-hari sebenarnya juga mengandung racun. Daging merah bisa menyebabkan kanker, begitu juga minuman beralkohol dan bahkan minuman panas.

Hanya karena sesuatu itu alami, itu tidak berarti mereka aman. Sebaliknya, produk sintetis belum tentu juga berbahaya. Tak jarang produk sintetis lebih aman daripada alternatif alaminya. Jika melihat daftar zat yang dikandung kubis, kita bisa mengetahui kubis alami mengandung banyak bahan kimia penyebab kanker, dan semua itu diproduksi oleh kubis itu sendiri.

Jadi, kuncinya adalah pola makan kita. Tidak berkekurangan, sekaligus tidak berlebihan.[]

Daftar Bacaan

B. Beckingham, U. Ghosh. 2017. “Differential bioavailability of polychlorinated biphenyls associated with environmental particles: Microplastic in comparison to wood, coal and biochar”. Environmental Pollution 220, 150-158.

“Microplastics in Drinking Water Report”. 2019. World Health Organization (WHO).

J. Kleinteich, et. Al. 2018. “Microplastics Reduce Short-Term Effects of Environmental Contaminants. Part II: Polyethylene Particles Decrease the Effect of Polycyclic Aromatic Hydrocarbons on Microorganisms. Int. J. Environ. Res. Public Health, 15, 287; doi:10.3390.

plastik, mikroplastik