Skip to main content
  • Administrator

Masalah Sampah Puntung Rokok

Sekitar 6,5 triliun batang rokok dihisap setiap tahunnya, dan itu berarti 18 miliar batang setiap harinya. Bagian dalam rokok dan kertas pembungkusnya hancur ketika rokok dihisap tapi tidak semua bagian rokok habis terbakar. Triliunan filter rokok atau yang juga dikenal dengan puntung tersisa, dan hanya sekitar sepertiganya saja yang masuk ke tempat sampah sementara sisanya menyampah di lingkungan.

Filter atau puntung rokok terbuat dari plastik yang disebut selulosa asetat. Ketika puntung dibuang, bukan hanya plastik itu tapi juga sisa nikotin, logam berat, dan banyak bahan kimia lain mencemari lingkungan sekitar.

Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa puntung rokok menghambat pertumbuhan tanaman. Puntung rokok juga mencemari saluran air, dan pada akhirnya lautan. Miliaran lebih puntung rokok yang terbuang ke perairan menjadi limbah berbahaya bagi satwa laut yang bisa saja memakannya.

Orang telah mengonsumsi tembakau selama ribuan tahun, tapi baru pada 1800-an rokok (berbahan kertas) mulai diperkenalkan sebagai bentuk konsumsi tembakau selain cerutu dan pipa. Penemuan mesin penggulung rokok pada akhir abad tersebut secara drastis meningkatkan produksi rokok dan melapangkan jalan bagi popularitasnya. Pada awal Abad ke-20, merokok mulai menjadi tren. Pada 1920-an, orang dewasa di Amerika Serikat rata-rata merokok 54 batang per tahun dan pada 1960 jumlah itu meningkat menjadi 4.000 batang per tahun.

Selama periode tersebut, rokok belum mengenal filter. Tapi, perlahan dampak kesehatan dari merokok mulai dipertanyakan pada akhir 1930-an. Para ahli kesehatan mulai menemukan hubungan antara rokok dan risiko kesehatan, terutama kanker paru-paru. Sebuah laporan ilmiah menyoroti peningkatan 70 persen angka kematian perokok jika dibandingkan dengan bukan perokok.

Ketika masyarakat mulai khawatir, perusahaan rokok berlomba-lomba mencari solusi. Nah, salah satu solusi yang mereka hasilkan adalah filter rokok. Pada akhir 1950-an penjualan rokok berfilter sudah melampaui penjualan rokok tanpa filter. Perusahaan rokok terus mencoba berbagai macam bahan filter yang berbeda, seperti kapas, arang, dan tepung makanan. Namun, pada akhirnya mereka memutuskan bahwa serat plastik yang disebut selulosa asetat adalah pilihan terbaik, dan terus digunakan hingga saat ini.

Persoalannya, filter selulosa asetat bukanlah material yang mudah terurai di alam (biodegradable). Filter rokok membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai dan kalaupun terurai, filter rokok menjadi potongan-potongan kecil plastik yang disebut mikroplastik. Yang terakhir ini merupakan bahaya yang lebih besar bagi perairan dan lautan karena ukurannya yang tak kasat mata.

Puntung rokok juga membawa banyak bahan beracun yang dapat berbahaya bagi biota laut. Menurut sebuat riset, satu puntung rokok dalam satu liter air bisa membunuh setengah ikan.

Lalu bagaimana solusinya?

Beberapa ahli lingkungan mengusulkan solusi radikal: melarang sama sekali puntung rokok.

Filter, mereka bilang, belum terbukti meringankan dampak kesehatan dari merokok. Filter bahkan mungkin memperburuk masalah merokok karena membuat merokok menjadi pengalaman yang tidak terlalu menyakitkan dan membuat orang merasa lebih aman dari bahaya merokok.

Didorong oleh manfaat lingkungan yang akan dihasilkan, larangan filter serat plastik selulosa asetat kini tengah dipertimbangkan oleh Negara Bagian California di Amerika Serikat.

Sejumlah perusahaan rokok sejak 1970-an memang telah mengeksplorasi berbagai material filter yang mudah terurai (biodegradable). Namun, selulosa asetat tetap menjadi material standar hingga kini. Sebagian besar perusahaan juga telah mengeksplorasi bahan filter alternatif tetapi belum juga mengimplementasikannya karena tak dipaksakan oleh legislasi.

Perusahaan melihat filter alternatif belum bisa diadopsi karena konsumen tak bisa beradaptasi. Imperial, salah satu merek rokok besar, telah menguji filter kertas di Perancis. Hasilnya, mereka bilang, konsumen kurang menyukai rasanya, sehingga filter kertas ini tidak berhasil secara komersial. British American Tobacco juga mengatakan hingga kini tidak ada alternatif yang layak untuk selulosa asetat.

Sejumlah perusahaan mengklaim telah membuat produk filter yang lebih ramah lingkungan, seperti Smokey Treats dan Greenbutts. Presiden Greenbutts, Tadas Lisauskas, mengatakan perusahaannya sedang bernegosiasi dengan produsen rokok besar untuk menerapkan filter buatan mereka.

Namun, para ahli skeptis perusahaan rintisan seperti itu mampu mengatasi akar masalahnya, yakni kecenderungan perokok untuk membuang puntung. Maka, jika Anda masih belum bisa berhenti merokok, langkah bijak yang seharusnya Anda ambil adalah melinting rokok sendiri tanpa filter atau setidaknya tidak asal membuang puntung rokok dan menyiapkan tempat khusus seperti asbak portable saat Anda dalam perjalanan.[]

Sumber:

Root, Tik. 2019. “Cigarette Butts Are Toxic Plastic Pollution. Should They Be Banned?”. 9 Agustus, 2019. Diambil dari https://www.nationalgeographic.com/environment/article/cigarettes-story-of-plastic. Pada 30 Oktober 2022.

puntung rokok, sampah rokok, masalah sampah