Memilih Minyak Zaitun Asli dan Berkualitas untuk Kesehatanmu!
Minyak zaitun “ekstra-virgin” adalah bahan makanan populer dan sehat yang digunakan di dalam berbagai hidangan. Namun, tidak selalu mudah untuk mengetahui apakah isi botol yang kita beli benar-benar asli minyak zaitun “ekstra-virgin”.
Cara terbaik untuk menentukan apakah minyak zaitun “ekstra-virgin” itu asli adalah dengan mencicipinya. Namun, ini sulit dilakukan di toko karena Anda tidak mungkin bisa membuka botol dan mencicipinya.
Maka, penting bagi konsumen untuk mengetahui apa yang harus dicari sebelum membeli minyak zaitun “ekstra-virgin”.
Larry Olmsted, penulis Real Food Fake Food yang menyoroti masalah penipuan di industri minyak zaitun, merekomendasikan konsumen agar membeli minyak zaitun yang diproduksi di negara atau wilayah tertentu karena daerah-daerah ini cenderung memiliki regulasi yang lebih ketat dalam produksi minyak zaitun. Ia juga menyarankan kita untuk mencari sertifikasi pada label, seperti PDO (Protected Designation of Origin) atau PGI (Protected Geographical Indication), yang menunjukkan bahwa minyak itu diproduksi di daerah tertentu dengan menggunakan metode tertentu.
Minyak zaitun palsu didefinisikan sebagai apa pun selain dari yang dipikirkan oleh konsumen saat membeli produk tersebut. Untuk memenuhi standar “ekstra-virgin”, minyak zaitun sebenarnya harus melewati analisis laboratorium dan tes sensorik yang dilakukan oleh International Olive Council yang berbasis di Madrid, Spanyol.
Namun, ada banyak ruang untuk penipuan dalam proses produksi. Salah satu cara penipuan paling umum di industri minyak zaitun adalah dengan mencampur minyak zaitun.
Minyak zaitun yang diekstrak dari satu negara dikirim ke negara lain, biasanya Italia, dan dicampur dengan minyak dari tempat lain sebelum dibotolkan dan dijual. Ini menciptakan peluang penipuan karena minyak dengan kualitas yang tinggi dapat dicampur dengan minyak yang berkualitas lebih rendah untuk menghasilkan produk yang lebih murah.
Skenario terburuk adalah mencampur minyak zaitun dengan minyak kedelai atau biji-bijian lain yang lebih murah (bisa menyebabkan alergi pada orang tertentu) atau dicampur dengan minyak zaitun berkualitas lebih rendah yang telah dimurnikan secara kimia. Cara penipuan lain melibatkan pencampuran minyak zaitun segar dengan minyak zaitun lama. Meskipun kadangkala dianggap legal, praktik ini menghasilkan produk yang kurang baik atau manfaat kesehatannya telah berkurang.
Banyak orang menganggap bahwa minyak zaitun terbaik berasal dari Italia. Namun, Olmsted menyatakan bahwa asumsi ini tidak sepenuhnya benar.
Menurutnya, terdapat minyak zaitun yang baik dari sejumlah negara lain, seperti Spanyol, Yunani, Tunisia, dan Australia. Faktanya, Spanyol adalah produsen terbesar minyak zaitun di dunia sementara Italia menjadi negara pengimpor dan pengekspor terbesar minyak zaitun. Ini karena sebagian besar minyak zaitun botolan yang kita beli dikemas di Italia.
Namun, Olmsted mengingatkan bahwa faktor-faktor di atas tidak menentukan kualitas atau keaslian suatu produk minyak zaitun.
Penipuan dalam industri minyak zaitun merupakan masalah yang meluas dan telah terjadi selama bertahun-tahun. Menurut para ahli, sulit untuk menentukan angka pasti mengenai seberapa luas penipuan ini. Tom Mueller, penulis buku Extra Virginity dan situs web “Truth in Olive Oil”, menyatakan bahwa penipuan ini telah ada sejak zaman Romawi kuno.
Saat ini, pemerintah di beberapa negara telah mengambil tindakan untuk melawan penipuan dalam industri minyak zaitun. Di Italia, dalam dua tahun terakhir, pihak berwenang telah menyita lebih daripada 2.000 ton minyak zaitun palsu dan melancarkan penyelidikan terhadap tujuh produsen terkemuka di negara tersebut. Meskipun demikian, kekhawatiran tetap ada bagi konsumen mengingat regulasi dan penegakan hukum yang belum memadai dalam menjamin keaslian produk minyak zaitun.
Untuk memastikan keaslian membeli minyak zaitun, Larry Olmsted merekomendasikan konsumen untuk berbelanja di toko khusus minyak zaitun atau pasar terpercaya. Di sana, asal-usul produk menjadi prioritas dan konsumen pun dapat mencicipinya sebelum membeli.
Namun, jika Anda hanya bisa berbelanja di toko, Olmsted menyarankan untuk hanya membeli minyak zaitun yang dilabel “extra-virgin”. Selain itu, konsumen perlu mencari tahu tanggal panen dan nama perkebunan. Informasi spesifik seperti nama produsen atau perkebunan, jenis zaitun yang digunakan, dan tingkat asam lemak bebas (FFA) dapat menunjukkan kualitas minyak zaitun.
Dalam memilih minyak zaitun, konsumen juga disarankan mengabaikan minyak yang diberi label “virgin”, “light”, “pure”, atau hanya “minyak zaitun”. Minyak dengan label tersebut bukan merupakan minyak zaitun “extra-virgin” terbaik.
Sebaliknya, cobalah untuk mencari minyak dengan informasi yang lebih spesifik! Semakin banyak informasi yang disebutkan pada label, semakin baik kualitas minyak tersebut. Dalam hal tingkat FFA, minyak dengan tingkat FFA yang lebih rendah, biasanya 0,2 persen atau lebih rendah lagi, menunjukkan kualitas minyak yang sangat baik.
Tips-tips lain untuk memastikan kualitas dan keaslian minyak zaitun antara lain, jangan mengandalkan label tanggal “best by” atau “bottled on” pada botol minyak zaitun sebagai penanda kualitas atau kesegaran minyak. Menurut Olmsted, tanggal “best by” bersifat sewenang-wenang dan tidak memiliki standar hukum, dan tanggal “bottled on” bisa jadi menandakan bahwa minyak telah lama berada dalam tangki sebelum dibotolkan.
Selain itu, konsumen sebaiknya mencari segel sertifikasi pihak ketiga seperti Protected Designation of Origin (PDO) dari Uni Eropa, DOP dari Italia, atau segel “COOC Certified Extra Virgin” dari California Olive Oil Council untuk minyak yang dibuat di California. Sertifikasi-sertifikasi ini lebih ketat, dan dapat memastikan keaslian minyak zaitun yang dibeli.
Kemudian, saat membeli minyak zaitun “extra-virgin”, disarankan untuk mencari minyak yang dibuat di Australia atau Chile. Kedua negara ini memiliki standar yang ketat dan sistem pengujian yang canggih untuk memastikan kualitas minyak zaitun yang dihasilkan. Selain itu, menurut Olmsted, di kedua negara ini tidak ada praktik mencampur minyak dari panen sebelumnya, sehingga minyak yang dihasilkan benar-benar segar.
Tips lainnya dari Olmsted adalah, jangan tergoda oleh kemasan mewah atau harga tinggi. Harga mahal tidak selalu menjamin kualitas yang baik, dan harga murah hampir pasti menandakan kualitas yang rendah. Oleh karena itu, lebih baik memilih minyak zaitun yang memenuhi standar kualitas tertentu daripada hanya memperhatikan harga dan kemasan.
Selain itu, Olmsted menyarankan konsumen untuk mempercayai indera perasa dalam mengevaluasi keaslian minyak zaitun. Minyak zaitun palsu memiliki rasa yang berminyak, tengik, atau tidak enak, sedangkan minyak zaitun asli seharusnya memiliki rasa dan aroma yang segar, tajam, pedas, bertekstur, atau kombinasi dari semua itu. Memang sebaiknya kita mencicipi minyak zaitun yang akan dibeli terlebih dahulu untuk memastikan rasa dan aroma yang dihasilkan.[]
Sumber:
Fuller, Janet Rausa. 25 Mei 2017. “Seven Ways to Tell If Your Olive Oil Is Fake”. Epicurious. www.epicurious.com.