Skip to main content
  • Administrator

Memilih Pisau Cukur Ramah Lingkungan

Pada 1990, Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat atau Environmental Protection Agency (EPA) mengestimasi bahwa di Amerika Serikat sekitar 2 miliar pisau cukur dan silet sekali pakai diproduksi per tahunnya. Kini, dengan pertambahan populasi di negara Paman Sam itu, tentu saja jumlah produksi pisau cukur sekali pakai bertambah.

Meskipun kini banyak konsumen yang sadar lingkungan dan memilih opsi pisau cukur yang dapat digunakan kembali (reuseable), pisau cukur plastik sekali pakai masih menjadi pilihan dominan di pasaran. Ini tentu saja tren yang memprihatinkan karena penggunaan pisau cukur sekali pakai yang terus menerus berkontribusi kepada timbulan sampah plastik dalam jumlah signifikan.

Pisau cukur plastik memiliki masa pakai yang sangat singkat, kira-kira hanya dapat digunakan sekitar 3 hingga 10 kali pencukuran sebelum akhirnya dibuang. Setelah dibuang, pisau cukur ini akan berakhir di tempat pembuangan akhir, di mana semuanya membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.

Selain itu, upaya daur ulang untuk produk-produk seperti ini sangat bermasalah karena mereka terbuat dari bahan campuran dan sifatnya yang tajam, yang membuatnya berbahaya untuk diproses. Hal ini menyebabkan sebagian besar pisau cukur sekali pakai berkontribusi kepada pencemaran lingkungan dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mempertimbangkan alternatif pisau cukur yang ramah lingkungan dan mengadopsi rutinitas mencukur yang lebih berkelanjutan. Pilihan seperti pisau cukur bergagang bambu atau pisau cukur tahan karat dapat memberi solusi yang lebih ramah lingkungan. Dengan melakukan upaya sadar untuk memilih opsi yang lebih ramah lingkungan, setiap orang dapat secara signifikan mengurangi jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh pisau cukur sekali pakai dan berkontribusi kepada masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Pisau Cukur Bilah Tunggal vs Pisau Cukur Multibilah

Pisau cukur sekali pakai konvensional biasanya dirancang dengan tiga hingga lima mata pisau atau bilah, masing-masing memiliki tujuan khusus dalam proses pencukuran. Bilah pertama agak tumpul dan berfungsi untuk mengangkat rambut dari kulit, sehingga memudahkan bilah kedua untuk memotong. Bilah ketiga dapat memotong lebih dekat atau mengulangi fungsi bilah pertama jika ada bilah tambahan.

Pisau cukur multibilah, seperti yang dipromosikan oleh merek-merek terkenal, dikatakan memberi hasil cukuran yang lebih bersih dan menghindari tonjolan pada kulit karena bilah meluncur dengan mulus di kulit. Mereka mengklaim bahwa lebih banyak bilah menghasilkan distribusi beban yang lebih baik selama mencukur.

Namun, ada beberapa pendapat yang berlawanan tentang efektivitas pisau cukur multibilah. Beberapa orang berpendapat bahwa pencukuran bersih yang pisau cukur multibilah hasilkan bisa menyebabkan iritasi karena mata pisau memotong begitu dekat, atau bahkan di bawah permukaan kulit.

Sebaliknya, pisau cukur bilah tunggal hanya mencukur di permukaan kulit, sehingga mengurangi gesekan dan mengurangi risiko luka akibat pisau cukur, bulu yang tumbuh ke dalam, dan iritasi. Pencukuran dengan pisau cukur satu bilah juga berarti lebih sedikit gerakan di atas kulit, sehingga menghasilkan pengalaman mencukur yang lebih efisien.

Pisau Cukur Manual vs Pisau Cukur Elektrik

Pisau cukur elektrik tampaknya menawarkan alternatif yang layak untuk pisau cukur sekali pakai, tetapi ternyata tidak cukup ramah lingkungan. Meskipun pisau cukur elektrik tidak memerlukan busa cukur, gel, atau krim cukur, ketergantungannya pada listrik – yang seringkali berasal dari sumber daya tak terbarukan – dan konstruksinya yang sebagian besar terbuat dari plastik menjadikannya pilihan yang kurang ramah lingkungan. Selain itu, mendaur ulang produk listrik seperti pisau cukur elektrik dapat menjadi proses yang menantang, yang selanjutnya juga berkontribusi kepada dampak lingkungan yang kurang ideal.

Memilih Pisau Cukur Ramah Lingkungan

Gagang pisau cukur yang dapat digunakan kembali biasanya terbuat dari bahan seperti baja, baja tahan karat, atau krom, atau kombinasi baja dan bahan alami seperti kayu atau bambu. Baja dirancang untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama, seringkali setidaknya 20 tahun dan terkadang bahkan lebih dari satu abad. Daya tahan ini jauh melampaui bambu dan kayu, yang cenderung lebih cepat rusak, terutama dalam kondisi lembab.

Salah satu tantangan yang terkait dengan pisau cukur logam adalah mencegah karat. Karat dapat secara efektif dicegah dan diatasi melalui penyimpanan dan perawatan yang tepat.

Pisau cukur logam juga memiliki keuntungan karena dapat didaur ulang, sedangkan bambu dan kayu harus dibuang atau dibuat kompos jika tidak dilapisi oleh material lain. Pisau cukur yang dapat digunakan kembali tersedia dalam format bilah tunggal dan multibilah, tetapi pisau cukur bilah tunggal umumnya lebih ramah lingkungan karena limbah yang dihasilkan terbatas pada satu bilah.[]

Sumber:

Young, Olivia. 15 November 2022. “Your Guide to Sustainable Shaving with Plastic-Free Razors.” Treehugger. https://www.treehugger.com/sustainable-shaving-plastic-free-razors-6743172.

pisau cukur, ramah lingkungan