Skip to main content
  • Administrator

Penelitian: Pemanis Pengganti Gula Juga Bukan Pilihan Sehat

Dalam beberapa dekade terakhir, orang semakin memiliki kekhawatiran terkait dampak implikasi kesehatan dari konsumsi gula berlebihan. Hal ini menyebabkan peningkatan signifikan dalam penggunaan pemanis buatan nol kalori.

Namun sayangnya, penelitian-penelitian yang muncul menunjukkan bahwa alternatif gula tersebut dapat juga terkait dengan masalah kesehatan yang sama dengan gula, yakni diabetes dan obesitas. Ini berarti, mengonsumsi soda diet daripada soda biasa ternyata juga bukan pilihan yang lebih sehat seperti yang kita yakini selama ini.

Pemanis buatan, yang banyak digunakan dalam berbagai produk diet dan nol kalori, merupakan bahan tambahan makanan teratas di dunia. Penelitian sebelumnya telah mengisyaratkan adanya potensi risiko kesehatan dari pemanis buatan, tetapi penelitian ini seringkali tidak konsisten dan dikaburkan oleh potensi bias karena persoalan sponsor.

Penelitian terbaru, yang paling komprehensif dari jenisnya, mengeksplorasi reaksi biokimiawi dalam tubuh setelah mengonsumsi gula dan penggantinya atau pemanis buatan. Hasilnya dicapai melalui metode high-throughput metabolomics yang tidak bias. Penelitian ini juga menyelidiki kesehatan pembuluh darah, khususnya efek zat-zat ini terhadap lapisan pembuluh darah. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel tikus dan kultur sel.

“Terlepas dari penambahan pemanis buatan non-kalori ini ke dalam makanan kita sehari-hari, ternyata masih ada peningkatan drastis dalam kasus obesitas dan diabetes,” kata peneliti utama Brian Hoffmann, Ph.D., asisten profesor di Departemen Teknik Biomedis di Medical College of Wisconsin dan Marquette University. “Dalam penelitian kami, gula dan pemanis buatan non-gula tampaknya menunjukkan efek negatif yang terkait dengan obesitas dan diabetes meskipun melalui mekanisme yang sangat berbeda di antara satu sama lain.”

Dr. Hoffmann mempresentasikan penelitiannya ini pada pertemuan Biologi Eksperimental 2018, yang diselenggarakan oleh American Physiological Society, pada 21-25 April 2018 di San Diego.

Dalam penelitian ini, tikus diberikan diet yang kaya akan glukosa atau fruktosa (jenis gula) dan aspartam atau kalium asesulfam (pemanis buatan nol kalori yang populer). Setelah rentang waktu tiga minggu, perbedaan yang mencolok terlihat pada kadar biokimia, lemak, dan asam amino dalam sampel darah.

Temuan ini menunjukkan bahwa pemanis buatan mengubah pemrosesan lemak tubuh dan metode penurunan energi. Yang lebih mengkhawatirkan, kalium asesulfam tampaknya menumpuk di dalam darah, dengan jumlah yang lebih tinggi sehingga menimbulkan ancaman yang lebih besar terhadap sel-sel lapisan pembuluh darah.

Dr. Hoffmann mencatat, “Kami mengamati bahwa dalam jumlah yang tidak berlebihan, tubuh Anda memiliki mesin untuk menangani gula; ketika sistem kelebihan beban dalam jangka waktu yang lama, mesin ini akan rusak,” kata Hoffmann. “Kami juga mengamati bahwa mengganti gula ini dengan pemanis buatan non-kalori menyebabkan perubahan negatif pada metabolisme lemak dan energi.”

Jadi, mana yang lebih buruk: gula atau pemanis buatan? Para peneliti menekankan bahwa penelitian ini tidak secara definitif memilih salah satu di atas yang lain, sehingga perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Sementara kelemahan kesehatan dari konsumsi gula yang berlebihan telah terbukti, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pemanis buatan mungkin bukanlah alternatif yang sehat.

Dr. Hoffmann menjelaskan, “Solusinya tidak sesederhana menghindari pemanis buatan. Konsumsi zat asing apa pun secara konsisten, termasuk gula, dapat meningkatkan risiko kesehatan. Untuk sebagian besar orang, moderasi dalam pola makan sangat dianjurkan, terutama jika menghilangkan komponen tertentu terbukti sulit.”[]


Sumber:

Hoffmann, Brian Robert, George Ronan, dan Dhanush Haspula. 2018. “The Influence of Sugar and Artificial Sweeteners on Vascular Health during the Onset and Progression of Diabetes.” The FASEB Journal 32 (S1). https://doi.org/10.1096/fasebj.2018.32.1_supplement.603.20.

gula, pemanis buatan, minuman berpemanis, diabetes, pemanis non-gula, obesitas