Skip to main content
  • Administrator

Awas, Label “Roti Gandum” Bisa Menyesatkan

Roti bisa dianggap sebagai salah satu pangan yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia. Roti, dalam berbagai bentuknya, adalah bagian penting dari diet di banyak budaya dan telah menjadi makanan pokok di banyak negara selama ribuan tahun.

Beberapa alasan mengapa roti sangat populer adalah:

  • Kemudahan pembuatan. Roti dapat dibuat dengan beberapa bahan dasar yang sederhana, seperti tepung terigu, air, dan ragi. Ini membuatnya mudah untuk diproduksi di berbagai kondisi dan lokasi.
  • Keberagaman: Ada berbagai jenis roti yang tersedia di seluruh dunia, dari roti datar seperti tortilla di Meksiko, naan di India, hingga roti yang difermentasi seperti sourdough dan baguette. Keberagaman ini memungkinkan roti untuk berintegrasi dengan baik dalam berbagai jenis masakan dan budaya makan.
  • Ketersediaan bahan: Tepung, bahan utama dalam pembuatan roti, umumnya mudah didapatkan dan bisa diperoleh dari berbagai jenis biji-bijian seperti gandum, jagung, dan beras.
  • Makanan pokok: Di banyak budaya, roti dianggap sebagai makanan pokok yang memberikan karbohidrat penting dan, dalam beberapa kasus, sumber serat, vitamin, dan mineral.
  • Masa penyimpanan: Beberapa jenis roti memiliki umur simpan yang cukup lama, yang membuatnya menjadi pilihan yang praktis dan ekonomis.
  • Pengaruh sejarah dan budaya: Roti memiliki sejarah panjang dan seringkali memiliki peranan penting dalam tradisi dan ritual budaya tertentu.
  • Adaptasi dengan tren makanan: Roti telah beradaptasi dengan tren makanan, termasuk kebutuhan diet khusus seperti roti bebas gluten dan roti dengan bahan organik atau non-GMO.

Namun, apakah roti bisa dikatakan pangan yang sehat? Ini ternyata bergantung kepada pada jenis dan bahan-bahannya. Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

  • Jenis tepung: Roti yang dibuat dari tepung utuh atau whole grain (whole wheat) lebih sehat jika dibandingkan dengan roti yang dibuat dari tepung terigu halus. Tepung utuh mengandung lebih banyak serat, vitamin, dan mineral.
  • Kandungan serat: Roti dengan kandungan serat tinggi baik untuk pencernaan dan dapat membantu mengatur kadar gula darah.
  • Kandungan gula dan garam: Roti dengan kandungan gula dan garam yang rendah lebih baik untuk kesehatan, terutama untuk menjaga kadar gula darah dan tekanan darah.
  • Bahan tambahan: Hindari roti yang mengandung bahan tambahan seperti pengawet atau pemanis buatan. Roti buatan rumah atau roti artisan biasanya memiliki bahan yang lebih sederhana dan alami.
  • Kandungan nutrisi tambahan: Beberapa roti diperkaya dengan nutrisi tambahan seperti omega-3, biji-bijian, atau protein.
  • Kebutuhan diet khusus: Bagi mereka yang memiliki intoleransi gluten atau penyakit celiac, roti bebas gluten adalah pilihan yang lebih baik.

Whole Grain Vs Roti Tepung Halus/Putih

Perbedaan roti yang dibuat dari tepung utuh (whole grain) dan dari tepung terigu halus terletak pada proses penggilingan biji-bijian dan kandungan nutrisi yang dihasilkan. Tepung dibuat dari biji gandum yang utuh, termasuk bran (kulit luar), endosperm (bagian tengah), dan germ (embrio tanaman). Semua bagian ini dipertahankan selama proses penggilingan.

Sementara itu, tepung terigu halus dibuat dengan menghilangkan bran dan germ, hanya menyisakan endosperm. Proses ini membuat tepung lebih halus dan berwarna lebih putih.

Tepung utuh, karena mempertahankan semua bagian biji gandum, kaya akan serat, vitamin B, vitamin E, mineral (seperti magnesium, zat besi, dan seng), serta fitonutrien yang bermanfaat. Karena kehilangan bran dan germ, tepung halus berarti kehilangan sebagian besar serat dan nutrisi. Meskipun beberapa nutrisi seperti vitamin B dan zat besi sering ditambahkan kembali (diperkaya), serat dan fitonutrien tidak dapat digantikan sepenuhnya.

Oleh karena itu, roti dari tepung utuh lebih baik untuk pencernaan, membantu mengatur kadar gula darah, dan mungkin membantu dalam mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sebaliknya, roti dari tepung halus memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, yang bisa menyebabkan lonjakan gula darah. Kurangnya serat dan nutrisi penting juga membuatnya kurang menguntungkan dari segi nutrisi.

Dari sisi rasa dan tekstur, roti dari tepung utuh biasanya memiliki tekstur yang lebih kasar dan rasa yang lebih kaya jika dibandingkan roti dari tepung halus. roti dari tepung halus cenderung lebih lembut dan memiliki tekstur yang lebih halus.

Di Indonesia, kita mendapati merek-merek roti terkenal tertentu memberi produk mereka label “roti gandum”. Apakah ini 100% tepung utuh (whole grain)?

Ternyata label itu seringkali bisa menyesatkan karena tidak selalu berarti bahwa roti tersebut murni terbuat dari whole grain atau tepung gandum utuh. Roti berlabel “roti gandum” bisa saja hanya mengandung sebagian kecil tepung gandum utuh bersama dengan jumlah yang lebih besar dari tepung terigu halus. Untuk memastikan roti tersebut terbuat dari whole grain, penting untuk memeriksa daftar bahan-bahan. Kata-kata seperti “whole wheat” atau “whole grain” harus terdaftar sebagai bahan utama.

Selain itu, banyak roti “gandum” komersial yang menambahkan gula dan garam untuk meningkatkan rasa. Kandungan gula dan garam ini bisa bervariasi. Jadi, membaca label nutrisi sangat penting bagi konsumen. Selain gula dan garam, roti gandum komersial juga bisa mengandung bahan tambahan lain seperti pengawet, pemanis buatan, dan penambah rasa.

Nah, untuk memastikan bahwa roti benar-benar terbuat dari 100% whole grain, carilah label “100% whole wheat” atau “100% whole grain”. Ini menandakan bahwa semua tepung yang digunakan dalam roti tersebut adalah whole grain.

Beberapa produk juga mungkin memiliki sertifikasi dari organisasi kesehatan atau gizi yang menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi standar tertentu untuk kandungan whole grain.

Dalam memilih roti gandum, selalu penting untuk membaca label dengan teliti, memeriksa urutan bahan (yang terdaftar berdasarkan jumlah dari yang terbanyak), dan memahami informasi nutrisi untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan manfaat kesehatan maksimal dari produk yang Anda konsumsi.

Ada beberapa alasan mengapa produsen roti komersial mungkin tidak selalu membuat roti dari tepung utuh atau whole wheat:

  1. Preferensi Konsumen: Banyak konsumen lebih menyukai tekstur lembut dan rasa ringan dari roti yang dibuat dengan tepung terigu halus. Roti dari tepung utuh cenderung memiliki tekstur yang lebih kasar dan rasa yang lebih kuat, yang mungkin tidak disukai oleh sebagian besar orang.
  2. Pengolahan dan Penyimpanan: Tepung utuh lebih sulit untuk diolah dan memiliki masa simpan yang lebih pendek jika dibandingkan dengan tepung terigu halus. Bran dan germ dalam tepung utuh mengandung lemak yang bisa menjadi tengik, sehingga mempersingkat umur simpan produk.
  3. Biaya Produksi: Tepung utuh mungkin lebih mahal karena proses penggilingan yang lebih kompleks dan kebutuhan penyimpanan khusus untuk menjaga kualitasnya. Ini dapat meningkatkan biaya produksi roti.
  4. Konsistensi Produk: Tepung terigu halus memberikan konsistensi yang lebih dapat diprediksi dalam pembuatan roti, termasuk dalam hal tekstur, volume, dan rasa. Ini penting bagi produsen yang ingin menjaga kualitas dan standar produk mereka tetap konsisten.
  5. Penyesuaian Resep: Pembuatan roti dengan tepung utuh memerlukan penyesuaian dalam resep dan teknik pembuatan, karena tepung utuh menyerap lebih banyak air dan mempengaruhi fermentasi adonan.
  6. Pemasaran: Beberapa produsen mungkin menggunakan istilah seperti “dibuat dengan gandum utuh” sebagai strategi pemasaran, meskipun kandungan tepung utuhnya mungkin hanya sebagian kecil dari total tepung yang digunakan.

Meskipun ada tantangan ini, ada juga peningkatan permintaan untuk produk yang lebih sehat, termasuk roti dari tepung utuh. Hal ini mendorong lebih banyak produsen untuk mengembangkan dan menawarkan pilihan roti whole wheat di pasaran.[]

roti, roti gandum