
Ganti Camilan dan Perbaiki Pola Mengemil Anda Demi Kesehatan
Sebuah artikel yang baru-baru ini diterbitkan dalam European Journal of Nutrition mengungkapkan bahwa efek positif dari mengonsumsi makanan bergizi seringkali sia-sia karena kita mengonsumsi makanan ringan (snack) yang tidak sehat. Khususnya, camilan yang dikonsumsi setelah pukul 9 malam dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Penelitian yang dirilis pada 15 September 2023 dan dilakukan oleh para peneliti dari King’s College London School of Life Course & Population Sciences bekerja sama dengan ZOE ini meneliti perilaku mengemil (snacking) dari 854 orang yang berpartisipasi dalam penelitian ZOE PREDICT. Penelitian ini menemukan bahwa 25 persen dari partisipan merusak pilihan makanan sehat mereka dengan menikmati makanan ringan yang tidak sehat, sehingga meningkatkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular.
Para peneliti menemukan bahwa hampir setengah dari subjek penelitian tidak menyelaraskan kualitas kesehatan makanan dengan camilan mereka. Ketidaksesuaian ini berdampak buruk pada indikator kesehatan utama, seperti kadar gula darah dan lipid. Memperbaiki hal ini dapat menawarkan pendekatan diet langsung untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Sarah Berry, staf pengajar di King’s College London dan kepala ilmuwan di ZOE, mengatakan, “Mengingat bahwa 95 persen dari populasi terlibat dalam mengemil, dan hampir seperempat dari asupan kalori kita bersumber dari makanan ringan, mengganti pilihan yang tidak sehat seperti biskuit, keripik, dan kue-kue bergula dengan alternatif yang lebih sehat seperti buah-buahan dan kacang-kacangan dapat secara signifikan memperbaiki kesehatan seseorang.”
Analisis data menunjukkan bahwa Inggris memiliki budaya mengemil yang meluas, dengan camilan berkontribusi terhadap 24 persen asupan kalori harian. Makanan seperti sereal batangan, kue, dan buah-buahan merupakan pilihan yang umum dikonsumsi. Rata-rata, individu yang mengemil – yang terdiri dari 95 persen partisipan penelitian – mengonsumsi 2,28 camilan per hari. Tercatat, 47 persen mengonsumsi 2 camilan setiap hari, sementara 29 persen mengonsumsi lebih daripada 2 camilan per hari.
Berbeda dengan kesalahpahaman umum, penelitian ini mengklarifikasi bahwa mengemil tidaklah secara inheren merugikan kesehatan, asalkan camilannya sehat. Individu yang sering memilih camilan berkualitas tinggi, seperti buah-buahan dan kacang-kacangan, lebih cenderung mampu mempertahankan berat badan yang sehat, jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengemil atau mereka yang memilih camilan tidak sehat. Selain itu, camilan berkualitas dikaitkan dengan peningkatan kesehatan metabolisme dan mengurangi rasa lapar.
Meskipun demikian, 26 persen partisipan melaporkan adanya ketidaksesuaian antara makanan sehat mereka dengan camilan yang tidak berkualitas, seperti makanan yang diproses atau bergula. Pilihan camilan yang tidak optimal tersebut berkorelasi dengan penanda kesehatan yang negatif, membuat individu merasa tidak kenyang. Camilan tidak sehat ini dikaitkan dengan peningkatan BMI, peningkatan kadar lemak visceral, dan peningkatan trigliserida setelah makan –semua penanda yang terkait dengan penyakit metabolik seperti stroke, penyakit jantung, dan obesitas.
Pilihan camilan yang populer termasuk biskuit, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, makanan berbahan dasar susu seperti keju dan mentega, serta kue, pai, dan sereal batangan. Kontributor utama asupan kalori dari camilan adalah kue dan pai (14 persen), sereal sarapan (13 persen), makanan beku (12 persen), kue kering dan donat (12 persen), permen (11 persen), serta kue kering dan brownies (11 persen), serta kacang-kacangan dan biji-bijian (11 persen).
Waktu mengemil juga ditemukan sebagai variabel penting yang mempengaruhi kesehatan. Studi ini mengungkapkan bahwa mengemil larut malam, terutama setelah pukul 21.00, dikaitkan dengan penanda darah yang tidak baik. Selama waktu ini, individu lebih cenderung mengonsumsi makanan padat kalori yang kaya akan lemak dan gula.
Dr. Kate Bermingham, seorang ilmuwan senior di ZOE dan berafiliasi dengan King’s College London, menyimpulkan, “Penelitian ini menambah semakin banyak bukti yang menggarisbawahi pentingnya kualitas makanan dalam mencapai hasil kesehatan yang positif. Mengadopsi pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, protein, dan kacang-kacangan merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kesehatan.”[]
Sumber:
Kate M. Bermingham, Anna May, Francesco Asnicar, Joan Capdevila, Emily R. Leeming, Paul W. Franks, Ana M. Valdes, Jonathan Wolf, George Hadjigeorgiou, Linda M. Delahanty, Nicola Segata, Tim D. Spector, dan Sarah E. Berry. “Snack quality and snack timing are associated with cardiometabolic blood markers: the ZOE PREDICT study”. 15 September 2023. European Journal of Nutrition.
diabetes, pola makan, diet, obesitas, mengemil, camilan, gula darah, snack, kadiovaskular