Industri Plastik Daur Ulang Diperkirakan Meroket, Mencapai Rp 2.206 Triliun pada 2032
Industri plastik daur ulang berada di ambang lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebuah proyeksi baru memperkirakan nilai industri ini mencapai US$141,9 miliar atau sekitar Rp2.206 triliun pada 2032. Perkiraan ini, yang berasal dari laporan Allied Market Research, memberikan gambaran optimis untuk pasar yang telah mencapai US$66,7 miliar atau sekitar Rp1.038 pada 2022.
Pertumbuhan yang diprediksi ini, yang ditandai dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 7,9 persen selama satu dekade, didorong oleh kesadaran global yang berkembang. Konsumen semakin condong ke arah produk ramah lingkungan yang menjanjikan pengurangan emisi gas rumah kaca dan memerangi polusi di lautan. Jelas bahwa dunia mendengarkan, dan industri berusaha keras untuk memenuhi permintaan ramah lingkungan ini.
Namun, jalan menuju pertumbuhan tersebut bukannya tanpa hambatan. Laporan tersebut mengisyaratkan kebijakan pemerintah yang tidak konsisten dapat menghambat laju pertumbuhan tersebut. Pandemi global telah meninggalkan jejaknya, dengan banyaknya pusat daur ulang yang bergulat dengan penutupan atau beradaptasi dengan pedoman kesehatan yang baru. Namun, tantangan seringkali melahirkan inovasi.
Cahaya terang dalam skenario ini adalah dukungan yang berkembang untuk ekonomi sirkular. Model ini, yang menekankan pada daur ulang dan penggunaan kembali, dapat terbukti sangat penting untuk ekspansi sektor plastik daur ulang di tahun-tahun mendatang. Allied Market Research menggarisbawahi optimisme ini, menunjukkan potensi besar yang terletak pada penggunaan kembali dan daur ulang.
Melihat komposisi pasar, polietilena tereftalat (PET) muncul sebagai pelopor. Menempati pangsa 58,5 persen pada 2022, keberadaan PET di mana-mana dalam barang sekali pakai, kemasan makanan, dan tekstil. Di samping PET, pasar juga menjadi tuan rumah bagi pesaing lain seperti polietilena densitas tinggi (HDPE) dan polipropilena (PP). Ini menunjukkan potensi keragaman di sektor ini.
Tren penting lainnya adalah integrasi plastik daur ulang ke bidang pertanian. Pergeseran ini, jauh daripada sekadar preferensi industri, merupakan strategi yang ditargetkan untuk mengurangi limbah, terutama di lautan dan tempat pembuangan sampah. Sektor pertanian dan hortikultura, dengan merangkul plastik daur ulang, memperjuangkan pendekatan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, yang menjadi preseden bagi industri lain.
Secara geografis, kawasan Asia-Pasifik berdiri tegak dalam lanskap plastik daur ulang. Dengan pangsa pasar sebesar 44,5 persen pada 2022, kawasan ini diprediksi akan tumbuh dengan CAGR 8,4 persen. Namun, apa yang mendorong dominasi ini? Kelangkaan bahan baku tradisional di kawasan ini telah mendorong pergeseran ke alternatif seperti plastik daur ulang. Bisnis lokal, yang menyadari tren ini, menenun plastik daur ulang ke dalam permadani produk mereka, yang selanjutnya mendorong permintaan.
Kesimpulannya, cakrawala industri plastik daur ulang terlihat menjanjikan. Tantangan, meskipun ada, diimbangi dengan peluang dan inovasi. Saat dunia bergerak menuju keberlanjutan, plastik daur ulang siap memainkan peran penting dalam revolusi hijau ini.[]
Sumber:
Vacchiano, Andrea. 2023. “Recycled Plastic Market Expected to Boom by 2032: Report.” FOXBusiness. September 25, 2023. https://www.foxbusiness.com/markets/recycled-plastic-market-expected-boom-2032-report.
daur ulang, ekonomi sirkular, daur ulang plastik, plastik PET, industri daur ulang