Kalau Lu Enggak Buang Puntung Sembarangan, Puntung Lu Bisa Jadi Sesuatu
Kalimat di atas tidak datang dari editor website ini, tapi dari bos ONX Idea Studio dan penggagas KickYourButt, Rony Rahardian, yang berhasil mengolah limbah puntung rokok menjadi bahan baku dan produk baru.
Pencapaian Rony dengan KickYourButt-nya memberi sumbangan berarti bagi penanggulangan limbah puntung rokok, yang dianggap menjadi salah satu masalah lingkungan. Saat ini diperkirakan sekitar 18 miliar batang rokok dihisap setiap harinya. Bagian dalam rokok dan kertas pembungkusnya hancur ketika rokok dihisap tapi tidak semua bagian rokok habis terbakar. Miliaran filter rokok atau yang juga dikenal dengan filter atau puntung rokok tersisa, dan hanya sekitar sepertiganya saja yang masuk ke tempat sampah sementara sisanya menyampah di lingkungan.
Puntung rokok tidak hanya mengandung plastik yang disebut selulosa asetat. Ia juga membawa sisa nikotin, logam berat, dan bahan kimia lain yang berpotensi negatif terhadap lingkungan. Sejumlah penelitian menilai puntung rokok menghambat pertumbuhan tanaman, mencemari saluran air, dan pada akhirnya sungai dan laut.
Namun demikian, Rony tak mau upayanya dikaitkan dengan isu lingkungan atau kesehatan. “KickYourButt adalah riset kreatif,” kata Rony ketika berbincang dengan FMCG Insights di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2023. “Kami tidak pernah mengasosiasikan diri dengan isu lingkungan, permasalahan sampah, atau isu kesehatan karena basic kami adalah desain produk kreatif dan tergerak untuk mencari material alternatif bagi produk desain kami.”
Gagasan KickYourButt berawal dari kebutuhan akan material alternatif, sementara pada saat yang sama studio desain ONX—yang memiliki commercial space berupa outdoor—setiap harinya menghasilkan sampah seperti gelas plastik, puntung rokok, dan kertas. Kondisi ini membuat Rony berpikir untuk memanfaatkan sampah-sampah itu menjadi bahan alternatif bagi produk desainnya.
“Semua sudah kami olah, tapi memang yang paling seksi itu adalah puntung rokok,” katanya.
Setelah melalui riset sejak 2019, Rony dan kawan-kawannya akhirnya menemukan biopolimer dari sampah puntung rokok. Temuan ini kemudian dia patenkan pada 2021, dan mulai 2023 sudah diproduksi beberapa produk dari bahan tersebut.
“Kami sebenarnya baru riset penuh pada 2020, dengan menyewa chemical engineer dan dan manufacture engineer, yang kemudian jadi rekan kami di KickYourButt. Pada akhirnya, riset tersebut menghasilkan biopolimer.”
Salah satu aplikasi sederhana dari biopolimer itu adalah coaster, produk multiguna: bisa menjadi alas gelas, asbak, pen holder, atau jika rusak bisa diolah lagi untuk menjadi produk lain.
“Per 2023 kami sudah luncurkan ke publik dan ini kami rancang sebagai sustainable material,” kata alumnus Universitas Parahyangan, Bandung, itu. “Jadi kami tidak hanya bicara material tapi juga design thinking sampai system.”
Satu produk multiguna berupa coaster itu bisa menyerap 2.500 puntung rokok, termasuk kertasnya yang ikut tergiling. Sementara, tembakau yang tersisa pada puntung, menurut Rony, biasanya diolah menjadi kompos.
“Secara volume, produk kami sudah bisa mengurangi jumlah sampah puntung rokok di lingkungan dan secara fungsi mengubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai.”
Soal keamanan biopolimer yang dihasilkan dari pengolahan puntung rokok itu, Rony mengatakan bahwa plastik yang terdapat pada puntung rokok sebenarnya juga banyak ditemukan pada serabut sikat gigi dan bingkai kacamata. “Produk-produk itu kan semuanya body contact jadi secara logika saja dia pasti aman.”
Bahkan, KickYourButt juga telah menghasilkan produk bingkai kacamata dan body jam tangan dari biopolimer olahannya. Sebuah body jam tangan menurut Rony bisa menyerap 600 sampah puntung rokok.
Rony dan teman-temannya sebenarnya berupaya mendapatkan sertifikasi keamanan produk, terutama terkait toksisitas. Namun, dia bilang, di Indonesia belum ada lembaga atau laboratorium yang mampu menguji level toksisitas dari biopolimer hasil olahan sampah puntung rokok.
“Tapi, saya sudah memakai jam tangan ini (berbahan biopolimer hasil olahan puntung rokok) selama 8 bulan dalam kondisi berkeringat karena bersepeda dan terpapar sinar matahari, dan tidak ada iritasi atau efek yang saya rasakan,” paparnya.
Rony menambahkan bahwa mendaur ulang puntung rokok tidak semudah yang dibayangkan. Setiap merek rokok memiliki bahan puntung yang beragam, sehingga sistem yang dia buat harus mampu memproses puntung dari merek yang berbeda-beda menjadi satu material yang memiliki titik leleh yang sama.
“Mengapa biopolimer itu kami patenkan, ya karena kami harus menjaga formulanya.”
Terkait proses pengumpulan puntung rokok, Rony menjelaskan bahwa mereka membagi-bagikan alat pengumpul puntung ke beberapa teman, dan kemudian terbentuklah apa yang mereka namakan butt collector pada 2020 di 16 titik di tiga kota. Selain itu, tak sedikit orang yang mengetahui KickYourButt datang ke studio ONX di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, dengan membawa botol air mineral 1 liter yang penuh berisi puntung. “Yang seperti ini akan saya tukar dengan kopi, dan ini sudah banyak yang model seperti ini.”
Namun, Rony mengatakan pihaknya belum mau membeli atau menukar sampah puntung rokok dengan uang, seperti yang dilakukan dalam kasus plastik. “Sebagai start-up kami belum sampai membeli waste karena menurut kami masih banyak waste yang bisa kami kumpulkan tanpa harus membeli,” katanya. “Kalau itu kami lakukan (membeli limbah puntung), maka game-nya sudah berbeda.”
Soal tanggung jawab perusahaan rokok terhadap limbah puntung, Rony mengatakan dia sudah melihat beberapa produsen telah membuat program pengumpulan puntung di beberapa tempat. “Di beberapa coffee shop saya lihat.”
Namun, KickYourButt belum memiliki kerja sama dengan salah satu produsen rokok. Mereka, menurut Rony, baru sebatas menanyakan apakah puntung bernilai untuk dikumpulkan, diolah jadi produk baru, dan diolah menjadi material yang terbarukan. Jawaban yang ia berikan adalah bahwa semua itu bisa dan mungkin.
Rony pun pernah membuat papan reklame sebesar 4x6 meter di Bandung yang berbahan dasar olahan sampah puntung rokok untuk sebuah produsen. “Pesannya adalah ‘kalau lu enggak buang puntung sembarangan, putung lu bisa jadi sesuatu,’” katanya.[]