Kemasan Plastik: Mana yang Bisa Didaur Ulang dan Mana yang Jadi Sampah
Setiap tahun, rata-rata setiap orang Indonesia membuang lebih dari 19 kilogram sampah plastik. Sebagian besarnya berasal dari kemasan makanan dan minuman.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan dengan semua itu?
Tempat sampah di rumah kita adalah bagian dari solusi, tetapi banyak dari kita yang belum mengetahui apa yang harus kita letakkan di sana. Apa yang dapat didaur ulang dan apa yang tidak, dan kemudian berakhir menjadi sampah.
Berikut ini kami coba mengeksplorasi beberapa plastik yang memang dirancang untuk bisa ditangani oleh sistem daur ulang dan menjelaskan mengapa kemasan plastik lain semestinya tidak berakhir di tempat sampah kita.
BUNGKUS PLASTIK
Tidak dapat didaur ulang.

Di toko-toko kelontong (minimarket), kita akan mendapati bungkus-bungkus plastik ini melindungi sayuran, buah-buahan atau daging. Bungkus plastik tetapi tidak dapat didaur ulang karena sulit ditangani di fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah. Bentuknya yang teramat tipis juga bisa menghambat operasi mesin daur ulang.
PLASTIK KECIL
Biasanya tidak dapat didaur ulang.

Plastik kecil, kira-kira 3 inci atau lebih kecil, juga dapat menyebabkan masalah pada peralatan daur ulang. Klip kantong roti, kemasan pil, kantong bumbu sekali pakai, saset (kopi, susu kental, sampo, dan lain-lain)—semua potongan kecil ini akan tersangkut atau jatuh di antara sabuk dan roda gigi mesin daur ulang. Mereka akhirnya akan berakhir sebagai sampah.
KEMASAN FLEKSIBEL
Tidak dapat didaur ulang.

Jenis kemasan ini kurang sesuai dengan mesin daur ulang. Bahkan jika kemasan ini dikumpulkan lalu dipisahkan, tidak akan ada yang membelinya karena belum ada produk atau pasar akhir bagi jenis plastik ini.
Kemasan fleksibel termasuk kantong keripik kentang yang terbuat dari lapisan berbagai jenis plastik dan seringkali dilapisi dengan aluminium. Hampir tidak mungkin memisahkan lapisan-lapisan itu dengan mudah dan mendapatkan resin yang diinginkan.
KEMASAN DEODORAN
Biasanya tidak dapat didaur ulang, tapi perusahaan daur ulang tertentu akan mengambil kemasan jenis ini.

Seperti kemasan fleksibel, kemasan deodoron menghadirkan tantangan bagi sistem daur ulang karena terbuat dari beberapa jenis plastik yang berbeda: label perekat yang mengilap adalah satu jenis plastik, tutup pelindung juga plastik jenis lain, dan roda gigi yang dapat diputar juga jenis plastik lain lagi.
BOTOL MINUMAN
Dapat didaur ulang. Pastikan untuk melepas label plastik, yang tidak dapat didaur ulang.

Ini adalah kemasan plastik yang menjadi model bagi pengembagan sistem daur ulang. Wadahnya kokoh, dan tidak rata seperti halnya kertas serta terbuat dari jenis plastik yang dapat dengan mudah dijual oleh produsen untuk membuat produk-produk seperti karpet, pakaian, atau bahkan botol plastik kembali.
Adapun untuk tutupnya, beberapa fasilitas daur ulang tidak menerima sementara yang lain akan memprosesnya. Ini bergantung kepada peralatan apa yang dimiliki fasilitas daur ulang. Jika Anda tetap membuangnya, dan fasilitas daur ulang tidak dapat memprosesnya, maka tutup botol bisa menjadi sampah.
BOTOL LAINNYA
Dapat didaur ulang. Bilas sebelum dimasukkan ke tempat sampah.

Sebuah botol dengan tutup atau bukaan dengan ukuran yang sama atau lebih kecil daripada botol pada umumnya mungkin dapat didaur ulang. Botol yang digunakan untuk deterjen dan produk perawatan pribadi seperti sampo dan sabun semuanya dapat didaur ulang. Jika kepala nosel pada pembersih semprot mengandung pegas logam, lepaskan dan buang ke tempat sampah.
CLAMSHELL PLASTIK (WADAH PLASTIK MIRIP KERANG)
Terkadang dapat didaur ulang.

Clamshell plastik seperti botol minuman, tetapi tidak semua fasilitas daur ulang dapat memprosesnya. Itu karena cara clamshell dicetak memengaruhi struktur plastik, dan membuatnya lebih sulit untuk didaur ulang.
Kita mungkin memperhatikan bahwa clamshell plastik, dan banyak wadah plastik lainnya, dilengkapi dengan nomor yang berada dalam segitiga panah. Inilah sistem penomoran 1 sampai 7, yang disebut kode identifikasi resin. Ini dikembangkan pada akhir 1980-an sebagai cara untuk membantu pendaur ulang, dan bukan konsumen, untuk mengidentifikasi jenis resin yang terbuat dari plastik. Tapi, itu tidak berarti semua barang tersebut dapat didaur ulang.
WADAH YOGURT, ES KRIM, DAN MENTEGA
Biasanya dapat didaur ulang, tapi tidak selalu.

Wadah ini biasanya ditandai dengan angka 5 dalam segitiga identifikasi resin. Wadah ini seringkali dibuat dengan campuran berbagai jenis plastik. Hal ini dapat mempersulit pendaur ulang untuk menjualnya kepada perusahaan yang biasanya lebih memilih satu jenis plastik untuk proses manufakturnya.
Namun, kondisinya tidak selalu demikian. Sejumlah perusahaan pengumpulan dan pemilahan sampah mengatakan mereka telah bekerja sama dengan produsen yang dapat mengambil sampah wadah plastik yogurt, es krim asam, dan mentega untuk diubah menjadi kaleng cat.
BUSA POLISTIREN (STYROFOAM)
Tidak dapat didaur ulang.

Busa polistirena, seperti kemasan daging atau bungkus karton telur, sebagian besar berisi udara. Diperlukan mesin khusus untuk mengeluarkan udara itu dan memadatkan bahan ini menjadi balok untuk dijual kembali. Produk styrofoam ini memiliki nilai yang kecil karena begitu udara dihilangkan, sangat sedikit bahan yang tersisa.
KANTONG PLASTIK
Tidak dapat didaur ulang.

Kantong plastik menimbulkan masalah serupa untuk mesin daur ulang seperti halnya pembungkus plastik tipis. Namun, beberapa kantong dan pembungkus plastik, seperti yang digunakan untuk membungkus handuk, dapat dikembalikan ke toko grosir untuk didaur ulang. Toko grosir nantinya mengirim kantong plastik itu ke pendaur ulang, yang akan menggunakan bahan tersebut untuk produk bahan bangunan seperti komposit decking.[]
Sumber: "Plastics: What’s recyclable, what becomes trash — and why. NPR.org. Diambil dari https://apps.npr.org/plastics-recycling/ pada 16 Oktober 2022.