Skip to main content
  • Administrator

Memilih dan Menggunakan Plastik dengan Bijak

Plastik ada di mana-mana dalam kehidupan kita sehari-hari, nyaris tak terhindarkan. Pemerhati dan pakar menilai keberadaan plastik menimbulkan tantangan ketika mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan.

Plastik telah merevolusi berbagai sektor dengan keserbagunaannya, terutama dalam rantai produksi dan konsumsi makanan. Tapi di sisi lain, plastik juga merupakan sumber utama polusi yang tak kunjung usai. Umur plastik yang panjang berarti planet ini akan bergulat dengan dampaknya selama beberapa generasi.

Selain itu, banyak plastik mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang. Terlepas dari penyebaran plastik yang begitu luas, setiap orang didorong untuk mengurangi dampak buruknya dengan memilih dan menggunakan produk plastik secara bijak dan bertanggung jawab.

Toksisitas plastik, sebagiannya memang masih diselimuti misteri. Tapi, sebagian lainnya diketahui berdasarkan sejumlah penelitian ilmiah. Ada plastik yang mengandung bahan kimia tambahan untuk memberikan karakteristik tertentu, tergantung pada tujuan penggunaannya. Dari semua bahan tambahan ini, senyawa seperti Bisfenol-A (BPA) yang sering digunakan sebagai pengeras plastik telah diidentifikasi sebagai bahan beracun. Pengganggu hormon yang kuat ini semakin dikaitkan dengan komplikasi kesehatan yang parah, termasuk perubahan fungsi otak dan perilaku, kanker, dan kerusakan pada sistem reproduksi.

Untuk meningkatkan pemahaman yang lebih luas dan pengelolaan yang lebih baik atas hubungan kita dengan plastik, Environmental Working Group (EWG—Kelompok Kerja Lingkungan) telah mengumpulkan informasi yang luas tentang hal ini. Hasil kerja mereka menjadi sumber penting bagi mereka yang ingin mengurangi paparan terhadap komponen plastik yang berpotensi berbahaya. Dengan memanfaatkan pengetahuan ini, kita dapat berusaha untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat dan berkelanjutan dengan plastik, melindungi diri kita sendiri dan lingkungan dari dampak negatifnya.

1- Perlakukan dengan bijak plastik yang berhubungan dengan mulut

Sebagian potensi dampak buruk dari bahan kimia yang terlepas dari wadah plastik terhadap kesehatan masih belum jelas karena kurangnya penelitian yang dipublikasikan. Kurangnya bukti konkret ini secara signifikan menghambat kemampuan kita untuk secara definitif menetapkan keamanan wadah dan kemasan plastik, terutama dalam konteks penggunaan jangka panjang.

Namun, rute utama bahan kimia yang berhubungan dengan plastik untuk masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui konsumsi makanan dan minuman. Untuk itu, kita harus memperlakukan wadah makanan atau minuman berbahan plastik secara bijak. Jangan terlalu lama menyimpan makanan dan minuman di dalam wadah plastik, apalagi jika terpapar panas dalam waktu yang lama. Pada hakikatnya wadah plastik ditujukan hanya untuk transfer sementara dari makanan dan minuman yang akan kita konsumsi. Alhasil, penting bagi kita untuk segera memindahkan makanan dan minuman dari dalam wadah plastik ke wadah lain.

2- Hindari beberapa jenis plastik

Beberapa jenis plastik tertentu harus dihindari karena zat berbahaya yang dikandungnya. Misalnya, mainan plastik yang ditandai dengan angka “3” atau “PVC” (polivinil klorida) seringkali dicampur dengan “ftalat”, zat tambahan beracun yang meningkatkan kelenturan. Meskipun ada larangan penggunaan “phthalates” pada mainan anak-anak pada Februari 2009, barang-barang yang diproduksi sebelum tanggal tersebut, serta barang-barang tertentu lainnya seperti tirai kamar mandi dan mainan pantai, mungkin masih mengandung zat tambahan berbahaya ini.

Demikian pula, wadah polikarbonat (plastik keras), yang biasanya ditandai dengan angka “7” atau “PC”, harus digunakan dengan hati-hati. Plastik yang kaku dan bening ini seringkali mengandung BPA, bahan kimia yang dapat meresap ke dalam makanan atau minuman, terutama ketika wadah tersebut digunakan untuk menampung makanan panas dan cairan.

Penelitian terbaru menggarisbawahi potensi bahaya yang terkait dengan plastik mengandung BAP. Sebuah penelitian dari Universitas Harvard mengungkap peningkatan 93% kadar BPA di dalam tubuh mahasiswa yang minum dari botol atau galon polikarbonat, dibandingkan ketika mereka mengonsumsi minuman dari jenis wadah lain.

Oleh karena itu, Environmental Working Group (EWG) menyarankan untuk menggunakan alternatif lain seperti gelas dan keramik jika memungkinkan. Namun, jika plastik adalah satu-satunya pilihan yang tersedia, disarankan untuk memilih plastik yang ditandai dengan angka “1”, “2”, “4”, atau “5”, karena umumnya jenis-jenis plastik dianggap sebagai pilihan lebih aman.

3- Perlakukan plastik dengan hati-hati

  • Jangan gunakan wadah plastik di dalam microwave meskipun ada tulisan yang menyatakan bahwa wadah tersebut “aman untuk microwave”. Panas dapat “mengurai plastik dan melepaskan bahan kimia tambahan ke dalam makanan dan minuman Anda,” kata EWG. “Gelombang mikro memanaskan benda secara tidak merata, menciptakan titik-titik panas di mana plastik lebih mungkin rusak.”
  • Demikian juga, jangan gunakan wadah plastik untuk cairan panas.
  • Plastik sekali pakai tidak boleh digunakan lagi; plastik dapat terurai dan melepaskan bahan kimia ketika digunakan lebih daripada sekali.
  • Berhati-hatilah dengan botol air plastik yang sudah tua atau tergores; permukaan yang sudah usang dapat menyebabkan lebih banyak paparan bahan kimia.
  • Cucilah plastik di rak paling atas mesin pencuci piring atau dengan tangan untuk mengurangi keausan.
  • Jauhkan barang elektronik berbahan plastik (remote, ponsel Anda) dari mulut bayi, terlepas dari betapa menyenangkannya mereka mengemut iPhone Anda; perangkat tersebut mungkin telah diberi bahan anti-api.

 

4- Alternatif lebih aman

  • Gunakan botol bayi bebas BPA dengan dot silikon bening.
  • EWG merekomendasikan untuk memberi tusuk gigi alami kepada bayi Anda seperti kain lap yang dibekukan atau kayu alami yang tidak dilapisi. “Tusuk gigi plastik bisa jadi mengandung zat aditif berbahaya yang terlepas saat dikunyah.”
  • Hindari mainan bayi yang terbuat dari plastik; carilah mainan yang terbuat dari bahan alami, seperti wol, katun, dan kayu yang tidak dilapisi.
  • Gunakan wadah makanan dari keramik atau gelas untuk menyimpan dan memanaskan makanan.
  • Jangan gunakan mangkuk plastik dengan mixer listrik, karena akan mengocok mangkuk dan dapat membuat sedikit plastik ikut tercampur.
  • Gunakan talenan kayu sebagai pengganti plastik; pastikan untuk merawatnya dengan benar.
  • Jika Anda menggunakan microwave, tutupi makanan dengan tisu, bukan dengan bungkus plastik.
  • Pilihlah tirai kamar mandi berbahan katun daripada vinil.
  • Di dalam bak mandi, bermainlah dengan waslap katun, perahu mainan dari kayu, dan gelas aluminium ringan, bukannya mainan dari plastik lembut.

Sumber: “How to Choose and Use Plastic Wisely.” Treehugger. 11 Oktober 2018. https://www.treehugger.com/how-choose-and-use-plastic-wisely-4852442.

 

plastik