Skip to main content
  • Administrator

Minuman Berpemanis Terkait 180 Ribu Kematian Global per Tahun

Minuman berpemanis, termasuk soda, minuman olahraga, dan minuman buah, telah dikaitkan dengan sekitar 180.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya. Demikian dilaporkan penelitian yang dipresentasikan pada Sesi Ilmiah Epidemiologi dan Pencegahan/Nutrisi, Aktivitas Fisik, dan Metabolisme 2013 American Heart Association. Jenis minuman-minuman itu dikonsumsi secara global dan berkontribusi terhadap kelebihan berat badan, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker.

Data yang dikumpulkan sebagai bagian dari Global Burden of Diseases Study 2010 menunjukkan adanya hubungan antara asupan minuman berpemanis dengan 133.000 kematian akibat diabetes, 44.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan 6.000 kematian akibat kanker. Menariknya, sebagian besar kematian ini, atau 78%, terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, bukan di negara-negara berpenghasilan tinggi. Temuan ini menyoroti potensi dampak positif dari upaya mengurangi konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan di wilayah-wilayah tersebut karena upaya itu dapat mengurangi risiko kesehatan dan kematian terkait.

“Di Amerika Serikat, penelitian kami menunjukkan bahwa sekitar 25.000 kematian pada 2010 disebabkan oleh konsumsi minuman berpemanis,” ujar Gitanjali M. Singh, Ph.D., salah satu penulis penelitian tersebut dan seorang peneliti pascadoktoral di Harvard School of Public Health di Boston.

Para peneliti telah melakukan analisis global terhadap asupan minuman berpemanis berdasarkan usia dan jenis kelamin, serta dampaknya terhadap obesitas dan diabetes, dan dampak kematian terkait. Pada 2010, wilayah Amerika Latin dan Karibia mengalami kematian akibat diabetes terbanyak (38.000) yang berkaitan dengan konsumsi minuman berpemanis. Sementara itu, Eurasia Timur/Tengah mengalami jumlah kematian kardiovaskular terbesar (11.000) yang terkait dengan konsumsi minuman berpemanis pada tahun yang sama.

Di antara 15 negara terpadat di dunia, Meksiko merupakan salah satu negara dengan konsumsi minuman berpemanis per kapita tertinggi. Ini menyebabkan angka kematian tertinggi akibat minuman ini, dengan 318 kematian per juta orang dewasa. Sebaliknya, Jepang, negara dengan salah satu konsumsi minuman berpemanis per kapita terendah memiliki angka kematian terendah yang terkait dengan konsumsi minuman ini, yaitu sekitar 10 kematian per juta orang dewasa. Temuan ini menggambarkan pentingnya mengatasi konsumsi minuman berpemanis sebagai cara potensial untuk mengurangi risiko kesehatan dan kematian terkait.

“Karena kita berfokus pada kematian akibat penyakit kronis, penelitian kami berfokus pada orang dewasa. Penelitian di masa depan harus menilai jumlah konsumsi minuman berpemanis pada anak-anak di seluruh dunia dan bagaimana hal ini memengaruhi kesehatan mereka saat ini dan di masa depan,” kata Singh.

Global Burden of Disease Study 2010 merupakan upaya kolaboratif internasional untuk mengukur secara sistematis distribusi global dan penyebab penyakit-penyakit utama, cedera, dan faktor risiko kesehatan. Studi komprehensif ini telah memberi wawasan berharga mengenai dampak dari berbagai masalah kesehatan, termasuk konsumsi minuman berpemanis, terhadap populasi global. Berdasarkan temuan dari penelitian ini dan penelitian lainnya, American Heart Association merekomendasikan agar orang dewasa mengonsumsi tidak lebih dari 450 kalori per minggu dari minuman berpemanis, berdasarkan diet 2.000 kalori.

gula, minuman, berpemanis