Skip to main content
  • Administrator

Q & A: Mengapa Minuman Berpemanis Perlu Dikenai Cukai?

Apa itu minuman berpemanis?

Minuman berpemanis didefinisikan sebagai semua jenis minuman yang mengandung gula, dan ini termasuk minuman ringan berkarbonasi atau non-karbonasi, jus dan minuman buah atau sayuran, konsentrat cair dan bubuk, air berperasa, minuman berenergi dan olahraga, teh siap minum, kopi siap minum, dan minuman susu beraroma.

Gula di sini mengacu pada monosakarida (seperti glukosa, fruktosa) dan disakarida (seperti sukrosa atau gula dapur) yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman. Ini termasuk juga gula alami yang ada di dalam madu, sirup, jus buah, dan konsentrat jus buah.

Memang apa masalah dengan minuman berpemanis?

Konsumsi gula berlebihan merupakan kontributor utama terjadinya obesitas, diabetes, dan kerusakan gigi. Nah, dalam kecenderungan diet saat ini, kita sangat mudah mengonsumsi terlalu banyak gula, terutama dari minuman berpemanis.

Minuman berpemanis merupakan sumber utama gula dalam diet saat ini, dan konsumsinya meningkat di sebagian besar negara, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Rata-rata satu kaleng minuman berpemanis mengandung sekitar 40 gram gula atau setara dengan sekitar 10 sendok teh gula dapur.

Orang yang mengonsumsi minuman berpemanis 1 hingga 2 kaleng per hari atau lebih memiliki risiko 26 persen lebih besar untuk menderita diabetes tipe 2 jika dibandingkan dengan orang yang tidak atau jarang mengonsumsi minuman tersebut.

Apa penderita obesitas dan diabetes meningkat karena meningkatnya konsumsi minuman berpemanis?

Jumlah kejadian obesitas di seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975. Diperkirakan 39 persen orang dewasa kelebihan berat badan pada 2014, dan 13 persen di antaranya mengalami obesitas.

Sekitar 41 juta anak di bawah usia 5 tahun kelebihan berat badan atau obesitas pada 2016. Jumlah anak dan remaja obesitas meningkat sepuluh kali lipat dari 11 juta pada 1975 menjadi 124 juta pada 2016.

Jumlah penderita diabetes juga telah meningkat dari 108 juta pada 1980 menjadi 422 juta pada 2014. Selain diabetes, obesitas merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan kanker.

Apakah meningkatnya kejadian obesitas ini berdampak pada ekonomi negara-negara?

Ya, dari 2011 hingga 2030, kerugian produk domestik bruto di seluruh dunia akibat diabetes, termasuk biaya langsung dan tidak langsung, diperkirakan mencapai total 1,7 triliun dolar AS, dimana 900 miliar dolar AS di negara-negara maju dan 800 miliar dolar AS di negara-negara berkembang.

Apakah ada batas aman konsumsi gula dan minuman berpemanis?

Untuk mencegah obesitas pada orang dewasa dan anak-anak, pedoman WHO merekomendasikan pengurangan konsumsi gula lebih sedikit dari 10 persen asupan energi harian atau setara sekitar 12 sendok teh gula. WHO menyarankan pengurangan lebih lanjut dari asupan gula hingga di bawah 5 persen asupan energi harian, atau sekitar 6 sendok teh gula.

Bagaimana cukai minuman berpemanis bisa berkontribusi dalam persoalan ini?

Pemerintah bisa membuat kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan dan akses ke makanan sehat dan memberi pengaruh positif pada makanan yang dipilih orang. Kebijakan utama yang bisa diambil untuk mengurangi konsumsi gula adalah penetapan dan pemberlakuan cukai minuman berpemanis. Seperti halnya cukai tembakau yang membantu mengurangi konsumsi rokok, memajaki minuman bergula juga dapat membantu mengurangi konsumsi gula.

Penerapan cukai minuman berpemanis di sejumlah negara menunjukkan bahwa cukai menaikkan harga produk sebesar 20 persen, sehingga dapat menyebabkan pengurangan konsumsi sekitar 20 persen, dan pada gilirannya meminimalisasi risiko obesitas dan diabetes.

Selama 10 tahun penerapan cukai atas minuman berpemanis di Amerika Serikat telah menghemat lebih dari 17 miliar dolar AS dari biaya kesehatan. Pendapatan yang diperoleh dari cukai kemudian dapat digunakan untuk membiayai layanan kesehatan bagi warga dan mempromosikan diet sehat.

Adakah kisah sukses penerapan cukai atas minuman berpemanis?

Sejumlah negara seperti Meksiko, Afrika Selatan, dan Inggris sukses menerapkan kebijakan ini. Sejak Januari 2014, pemerintah Meksiko menetapkan cukai sebesar 1 peso per liter untuk minuman non-alkohol apa pun dengan tambahan gula. Cukai ini membuat harga produk naik sekitar 10 persen.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Nasional Kesehatan Masyarakat Meksiko dan University of North Carolina, yang mengevaluasi dua tahun pertama implementasi kebijakan itu, menunjukkan pengurangan rata-rata 7,6 persen dalam pembelian minuman berpemanis selama 2014 dan 2015. Rumah tangga berpenghasilan rendah mengalami pengurangan pembelian rata-rata sebesar 11,7 persen.

Selain itu, lebih dari 2,6 miliar dolar berhasil dikumpulkan sebagai pendapatan pajak selama dua tahun pertama implementasi kebijakan itu. Sebagian pendapatan itu diinvestasikan untuk perbaikan fasilitas penyediaan air bersih di sekolah-sekolah di seluruh Meksiko.[]

Sumber:

WHO. 2017. Taxes on Sugary Drinks: Why Do It?

minuman berpemanis, cukai minuman berpemanis, cukai