Upaya Daur Ulang Puntung Rokok di India dan Indonesia
Serat plastik selulosa asetat yang menjadi bahan baku filter atau puntung rokok merupakan material yang tak mudah terurai (non-biodegradable). Limbah puntung rokok membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk bisa terurai, dan persebarannya sulit dikendalikan karena kebanyakan perokok membuang puntung sembarangan. Kalaupun terurai, serat plastik ini menjadi bagian-bagian superkecil yang tak kasat mata sekaligus juga berbahaya, atau yang biasa disebut “mikroplastik”.
Oleh sebab itu, sampah puntung rokok menjadi masalah bagi lingkungan.
Namun, banyak riset ilmiah menunjukkan puntung rokok bisa didaur ulang. Ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi dampak sampah puntung terhadap lingkungan. Metode daur ulang puntung bisa menghasilkan bahan-bahan yang dapat digunakan di berbagai sektor industri, seperti konstruksi, energi, lingkungan, dan kimia.
Mari kita melihat praktik daur ulang puntung rokok yang diupayakan di India dan Indonesia, dua negara yang memiliki angka rata-rata merokok pada pria antara 40 hingga 70 persen.
India
Di Noida, kota industri di negara bagian Uttar Pradesh, India, pemandangan tumpukan sampah puntung rokok bagi Naman Gupta (32 tahun), merupakan momen pencerahan. Pada 2018, Gupta memutuskan untuk mengembalikan siklus hidup puntung menjadi sesuatu yang benar-benar unik. Kini, pada 2022, Gupta telah memimpin sebuah perusahaan, Code Effort, yang membuat mainan anak-anak lunak, obat nyamuk, dan bahan-bahan lain dari daur ulang puntung rokok.
“Pada 2018, saya penasaran setelah melihat puntung rokok menumpuk di kota saya, Noida. Ini mendorong saya untuk mengembangkan solusi menyeluruh untuk mendaur ulang puntung rokok menjadi beberapa produk seperti mainan, aksesori, dan banyak lagi,” kata Gupta, yang mendirikan perusahaan bersama kakak laki-lakinya, Vipul.

Awal bulan ini, sebuah video dari Code Effort menjadi viral. Sebuah Reel Instagram, yang menunjukkan proses pengumpulan puntung rokok dan pengubahannya menjadi mainan lunak, bantal, dan obat nyamuk telah mencatat lebih daripada 300 ribu penonton.
Ketika Gupta memulai layanan pengumpulan dan daur ulang puntung rokok, sangat sedikit orang yang tertarik untuk bekerja sama dengan inisiatifnya. Untuk memikat orang agar memberikan limbah puntung, perusahaan Gupta membayar sejumlah uang sebagai imbalan bagi sampah puntung yang dikumpulkan. Code Effort membayar Rs. 700 (atau sekitar Rp 134.000) untuk satu kilogram sampah puntung rokok.
Code Effort kini telah mendaur ulang lebih dari 1,2 miliar puntung rokok menjadi berbagai produk sejak pendiriannya. Selain di Noida, Code Effort juga mengoperasikan unit layanan pengumpulan puntung rokok di kota-kota seperti Delhi dan Gurugram.
Unit pengumpulan itu disebut VBins. Setiap 15 hari, pengumpul sampah dari perusahaan akan datang ke lokasi-lokasi VBins untuk mengumpulkan sampah.
Setelah dikumpulkan, limbah puntung rokok dipisahkan: tembakau yang tersisa dan kertas penutup puntung dibiarkan membusuk dan menghasilkan pupuk kompos sementara filter didaur ulang. Pupuk yang diproduksi kemudian dijual ke perkebunan sedangkan filter yang diolah digunakan untuk membuat mainan, bantal, dan bahan kemasan lainnya.
Indonesia
Di Indonesia, upaya daur ulang puntung rokok dimulai oleh Waste4Change, sebuah perusahaan sosial layanan pengelolaan sampah, pada Oktober 2020. Mereka bekerja sama dengan PT HM Sampoerna, salah satu produsen terbesar rokok di Indonesia.
Upaya ini baru mereka sebut sebagai “uji coba riset”, dan hanya berlangsung hingga Februari 2021. Sejauh ini belum ada kabar keberhasilan uji coba ini dan kelanjutan upaya daur ulangnya.
Managing Director Waste4Change, Bijaksana Junerosano, menjelaskan program daur ulang sampah puntung ini dilakukan melalui dua cara: pengiriman via layanan “Send Your Waste” ke kantor Waste4Change di Bekasi dan Sidoarjo, juga penitipan pada dropbox yang tersebar di enam titik di wilayah Jakarta: KAUM, Komunal 88, Daiginjo, Three Buns, Toko Kopi Tuku Cipete, dan Toko Kopi Tuku BSD.
Uji coba ini bertujuan mengurangi penumpukan sampah puntung di lingkungan sekitar serta di tempat pembuangan akhir (TPA). Program ini juga berharap bisa mengubah perilaku konsumen dewasa mengenai sampah puntung rokok yang perlu dikelola dengan baik.
Sampah puntung yang terkumpul nantinya akan diproses menjadi beberapa produk industri rumahan, seperti pengusir hama nabati untuk tanaman dan bahan baku pembuatan produk berbasis beton.[]
Daftar Bacaan
“This Enterprise Is Recycling India’s Most Littered Item, Cigarette Butts.” NDTV. https://swachhindia.ndtv.com/album-detail/this-enterprise-is-recycling-indias-most-littered-item-cigarette-butts-24514/. Diakses pada 3 November 2022.
Jose, Bijin. “Cigarette Butts Recycled to Make Soft Toys. This Noida Firm Offers the Perfect Example of Sustainability.” The Economic Times. https://economictimes.indiatimes.com/magazines/panache/cigarette-butts-recycled-to-make-soft-toys-this-noida-firm-offers-the-perfect-example-of-sustainability/articleshow/91001704.cms?from=mdr. Diakses pada 3 November 2022.
Symons, Angela. “This Indian Factory Turns Cigarette Butts into Soft Toys.” Euronews. 5 Oktober 2022. https://www.euronews.com/green/2022/10/05/cigarette-butts-are-turned-into-mosquito-repellent-and-stuffing-for-soft-toys-at-this-indi. Diakses pada 3 November 2022.
Bahagijo, Miriam. 2020. “#PuntungItuSampah: Waste4Change and Sampoerna Cooperate in Recycling Cigarette Butts.” Waste4Change. 28 Desember 2020. https://waste4change.com/blog/kelola-limbah-secara-bertanggung-jawab-sampoerna-dan-waste4change-daur-ulang-puntung/. Diakses pada 3 November 2022.